Jumat, 24 Juni 2011

Artikel


PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING
PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV
SDN ....................................


Oleh …………………..*

Abstrak: Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengetahui pengaruh strategi Problem Based Learning pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya siswa kelas IV SDN ..............................., dan untuk memap mendeskripsikan strategi Problem Based Learning yang diterapkan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya. Penelitian ini menggunakan alur perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk setiap siklusnya. Berdasarkan data selama dua siklus, Pembelajaran dengan menerapkan strategi Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN ...............................pada pembelajaran IPS tentang Kenampakan Alam, Sosial, dan Budaya yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (59%), dan siklus II (97%),.

Kata kunci: Problem Based Learning, hasil belajar
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia (SDM), walaupun usaha pengembangan SDM tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal (sekolah). Tetapi sampai detik ini, pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama untuk pengembangan SDM yang dilakukan dengan sistematis, programatis, dan berjenjang.
Kemajuan pendidikan dapat dilihat dari kemampuan dan kemauan dari masyarakat untuk menangkap proses informatisasi dan kemajuan teknologi. Karena Proses informatisasi yang cepat karena kemajuan teknologi semakin membuat horizon kehidupan didunia semakin meluas dan sekaligus semakin mengerut. Hal ini berarti berbagai masalah kehidupan manusia menjadi masalah global atau setidak-tidaknya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kejadian dibelahan bumi yang lain, baik masalah politik, ekonomi , maupun sosial.
Sejalan dengan hal di atas, Tilaar menyatakan bahwa :
“Kesetiakawanan sosial umat manusia semakin kental, hal ini berarti kepedulian umat manusia terhadap sesamanya semakin merupakan tugas setiap manusia, pemerintah, dan sistem pendidikan nasional. Selanjutnya dikatakan pula bahwa pendidikan bertugas untuk mengembangkan kesadaran akan tanggung jawab setiap warga Negara terhadap kelanjutan hidupnya, bukan saja terhadap lingkungan masyarakat dan Negara, juga umat manusia.” (H.A.R Tilaar , 2004 : 4)
Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain; setiap manusia akan selalu membutuhkan dan berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai segi kehidupan. Kesetiakawanan sosial yang merupakan bagian dari proses pendidikan dan pembelajaran mempunyai peranan yang sangat kuat bagi individu untuk berkomunikasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan hidupnya.
Dalam proses pelaksanaannya di lapangan, kesetiakawanan sosial diwujudkan melalui interaksi antarmanusia, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Interaksi antarmanusia dapat terjadi dalam berbagai segi kehidupan di belahan bumi, baik di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik budaya, dan sebagainya. Interaksi di bidang pendidikan dapat diwujudkan melalui interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan masyarakat, guru dengan guru, guru dengan masyarakat disekitar lingkungannya.
Apabila dicermati proses interaksi siswa dapat dibina dan merupakan bagian dari proses pembelajaran, seperti yang dikemukan oleh Corey (1986 ) dalam Syaiful Sagala (2003 : 61 ) dikatakan bahwa :
“Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.”
Selanjutnya Syaiful Sagala, menyatakan bahwa pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu :
“Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua, dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses Tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa , yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri“. (Syaiful Sagala,2003 : 63 )
Dari uraian diatas, proses pembelajaran yang baik dapat dilakukan oleh siswa baik didalam maupun diluar kelas, dan dengan karakteristik yang dimiliki oleh siswa diharapkan mereka mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman- temannya secara baik dan bijak.
Dengan intensitas yang tinggi serta kontinuitas belajar secara berkesinambungan diharapkan proses interaksi sosial sesama teman dapat tercipta dengan baik dan pada gilirannya mereka saling menghargai dan menghormati satu sama lain walaupun dalam perjalanannya mereka saling berbeda pendapat yang pada akhirnya mereka saling menumbuhkan sikap demokratis antar sesama.
            Upaya dalam mengatasi permasalahan hasil belajar adalah guru perlu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam hal ini PTK berguna untuk menemukan kelemahan atau kekurangan dalam pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru serta menemukan solusi pemecahannya.
            Kegiatan pelaksanaan perbaikan dilakukan dalam 2 siklus PTK dengan dibantu seorang teman sejawat dalam pelaksanaannya, sebagai observer.
Data yang diperoleh selama penelitian yang dilaksanakan di SDN ...............................pada pembelajaran bidang studi IPS materi kenampakan alam, sosial dan budaya di kelas IV tanggal 13 Juli 2011 adalah (1) rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi,(2) siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, (3) siswa tidak mampu mengikuti petunjuk yang diberikan guru, (4) media pembelajaran yang digunakan kurang sesuai.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh strategi Problem Based Learning pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya siswa kelas IV SDN ..............................., dan untuk mendeskripsikan strategi Problem Based Learning yang diterapkan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri ..............................., pada semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 37 anak. Penelitian ini mengikuti siklus perencanaan tindakan, implementasi, observasi, dan refleksi.
Siklus I
Pada tahap perencanaan, Fokus perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus I adalah penggunaan model diskusi dan pemberian tugas untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan, langkah-langkahnya adalah (1) guru menentukan tujuan pembelajaran, (2) menyiapkan bahan ajar, (3) merencanakan cara penyampaian pembelajaran, (4) pemberian tugas, (5) menyimpulkan pembelajaran, dan (6) mengevaluasi.
Tahap pelaksanaan, didalam pelaksanaan perbaikan penulis dibantu oleh seorang teman sejawat yang mengajar di tempat penelitian untuk membantu mengobservasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan, agar nantinya bisa diketahui kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran baik oleh pelaksana perbaikan maupun siswa. Prosedur pelaksanaan perbaikan adalah sebagai berikut : 1) membuat rencana perbaikan pembelajaran siklus I; 2) menyiapkan skenario tindakan yang akan dilaksanak; 3) menyiapkan sarana dan alat peraga; 4) menyiapkan materi; 5) menyiapkan peralatan observasi dan analisis data yang akan digunakan; 6) menentukan teman sejawat sebagai pengamat; 7) menarik kesimpulan; 8) menentukan tindakan perbaikan siswa sesuai hasil penelitian; dan 9) menentukan tindak lanjut yang akan dilakukan.
Tahap observasi, Setelah pelaksanaan perbaikan dilaksanakan, guru mengevaluasi hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam menyerap materi pelajaran. Evaluasi tersebut meliputi: 1) nilai tugas siswa, dan 2) keantusiasan siswa dalam belajar siswa. Sedangkan guru sebagai pelaksana perbaikan di evaluasi oleh teman  sejawat dalam pelaksanaan perbaikan, adapun hal-hal yang diamati meliputi: 1) Persiapan Guru, 2) Strategi yang digunakan.
Tahap refleksi, refleksi dilakukan setelah perbaikan pembelajaran siklus I antara lain : (1) mencatat hasil observasi, (2) mengevaluasi hasil evaluasi, (3) menganalisis hasil pembelajaran, dan (4) memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada untuk perbaikan.

Siklus II
Pada tahap perencanaan, Fokus perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah penggunaan metode Problem Based Learning  dan penggunaan media gambar untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan, langkah-langkahnya sebagai berikut:   (1) guru menentukan tujuan pembelajaran,  (2) menyiapkan bahan ajar, (4) merencanakan cara melaksanakan diskusi agar efektif,              (5) pemberian tugas, (6) menyimpulkan hasil diskusi, dan 7) mengevaluasi.
Tahap pelaksanaan, prosedur pelaksanaan perbaikan pada siklus II antara lain  yaitu 1) membuat rencana perbaikan pembelajaran Siklus II; 2) skenario tindakan yang akan dilaksanakan; 3) menyiapkan sarana dan alat peraga; 4) menyiapkan materi; 5) menyiapkan peralatan observasi dan analisis data yang akan digunakan; 6) menentukan teman sejawat sebagai pengamat; 7) menarik kesimpulan; 8) menentukan tindakan perbaikan siswa sesuai hasil penelitian; dan 9) membuat laporan penelitian.
Tahap observasi, observasi yang dilakukan adalah mengamati perilaku siswa dalam pembelajaran, memantau diskusi masing-masing kelompok, dan mengamati pemahaman dan catatan masing-masing siswa, serta mengevaluasi kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Tahap refleksi, setelah melakukan observasi pada kegiatan tindakan pelaksanaan adalah refleksi. Refleksi dilakukan setelah perbaikan pembelajaran siklus II adalah                    (1) mencatat hasil observasi, (2) mengevaluasi hasil evaluasi, (3) menganalisis hasil pembelajaran dan (4) menyusun laporan penelitian.

Hasil dan Pembahasan
Siklus I
Hasil evaluasi di akhir pembelajaran, dipoeroleh hasil antara lain: (1) terdapat peningkatan jumlah siswa yang memahami atau menguasai materi dari 37 siswa, yaitu dari 13 siswa (35 %) pada pra siklus meningkat menjadi 22 siswa (59 %) pada siklus I, (2) nilai rata-rata siswa meningkat dari 62,16 pada pra siklus menjadi 68,92 pada siklus I,                (3) pertanyaan yang di lontarkan guru pada saat menjelaskan materi, hanya dijawab oleh deretan sebelah kiri, sedangkan deretan tengah dan deretan kanan hanya mendengarkan,               (4) pemahaman siswa terhadap materi masih kurang, (5) di dalam diskusi tidak ada siswa yang memberikan pertanyaan dan atau sanggahan terhadap presentasi yang dilakukan kelompok lain, (6) masih ada 15 siswa yang nilainya belum memenuhi target atau di bawah standard, sehingga perlu dilanjutkan untuk melakukan Perbaikan Pembelajaran Siklus Ke-dua.
Adanya peningkatan pada hasil belajar siswa, tetapi tidak cukup memuaskan. Hal ini terjadi karena penjelasan guru terlalu cepat, dan di dalam memberikan tanya jawab kurang merata untuk mengaktifkan siswa dan sekaligus mengukur kemampuan siswa dalam memperhatikan dan memahami penjelasan guru. Pertanyaan yang di lontarkan guru pada saat menjelaskan materi, hanya dijawab oleh deretan sebelah kiri, sedangkan deretan tengah dan deretan kanan hanya mendengarkan. Hal ini dikarenakan guru hanya berada pada posisi di depan siswa deretan sebelah kiri, tidak berpindah-pindah. Di dalam diskusi tidak ada siswa yang memberikan pertanyaan dan atau sanggahan terhadap presentasi yang dilakukan kelompok lain, hal ini karena apa yang disampaikan oleh masing-masing kelompok sudah mendekati benar, sehingga siswa tidak mempunyai bahan untuk di tanyakan. Dalam hal ini guru berusaha mengembangkan model konstruktivitik belajar mandiri piaget menjadi belajar kelompok, melaui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beraneka ragam dengan guru sebagai fasilitator (Teori Vygotsky).

Siklus II
berdasarkan hasil evaluasi pada perbaikan pembelajaran siklus II, diperoleh hasil yaitu (1) terdapat peningkatan jumlah siswa yang menguasai materi dari 22 siswa (59 %) pada siklus I meningkat menjadi 36 siswa (97 %) pada siklus II, (2) nilai rata-rata siswa meningkat dari 68,92 pada siklus I menjadi 77,57 pada siklus II, (3) hasil belajar di atas sudah menunjukkan bahwa 97 % dari jumlah siswa telah mencapai KKM (70), (4) siswa yang masih belum mencapai KKM sejumlah 1 siswa akan dibimbing secara intensif oleh guru di luar jam pelajaran, (5) Tindakan perbaikan yang telah dilakukannya sudah dianggap berhasil, sehingga tidak dilanjutkan pada siklus-siklus berikutnya.
Tindakan perbaikan yang telah dilakukan dari siklus I sampai siklus II sudah berhasil, 97 % jumlah siswa hasil belajarnya mencapai target KKM (70). Nilai rata-rata siswa meningkat sangat bagus, hal ini dikarenakan siswa sudah memahami materi yang diajarkan sehingga dapat mengerjakan tugas dengan cepat dan tepat. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Burton: The guidance of learning activities, (1994). Dalam pengertian ini terdapat kata “change” (perubahan), yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses pengetahuannya, keterampilannya, maupun pada aspek sikapnya, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Kriteria keberhasilan dalam belajar diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar, dan yang lebih penting terjadi peningkatan hasil belajar siswa.


Simpulan dan Saran
Dengan melakukan perbaikan pembelajaran IPS pada materi Kenampakan Alam, Sosial, dan Budaya bagi siswa kelas IV SDN ...............................yang telah dilaksanakan pada tanggal 03 Agustus 20untuk siklus I dan 24 Agustus 2011 untuk siklus II dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan metode Problem Based Learning pada pembelajaran IPS materi Kenampakan Alam, Sosial, dan Budaya di kelas IV dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dari 13 siswa yang memenuhi KKM (70) dengan nilai rata-rata 62,16, pada siklus I menjadi 22 siswa dengan nilai rata-rata 68,92, dan pada siklus II  menjadi 36 siswa dengan nilai rata-rata 77,57.
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka sebagai saran tindak lanjut, ada beberapa hal yang seyogyanya dilakukan oleh guru dalam upayanya meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya meningkatkan hasil belajar siswa. Pertama, guru harus mampu dan memahami strategi-strategi pembelajaran yang dapat diterapkan, agar pelaksanaan pembelajaran dapat efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tujuan perbaikan. Kedua, guru harus mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Ketiga,  berdasarkan pengalaman melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran melalui PTK, kiranya perlu ada semacam kelompok kerja di antara guru, sebagai forum untuk sharing pengalaman dan bertukar pikiran berkenaan dengan masalah-masalah yang muncul dalam pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari.

Daftar Acuan
Abimanyu, Soli, dkk (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka
Anita, Sri W, dkk (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Winataputra, Udin, dkk (2000). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka
Winataputra, Udin, dkk (2007). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar