Kamis, 23 Juni 2011

Penelitian Tindakan Kelas

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR  TENTANG KEDUDUKAN DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA  PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS II SDN .................. DENGAN MENERAPKAN METODE BERMAIN PERAN  DAN DISKUSI KELOMPOK



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud).
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran struktural dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda.
Khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran kontekstual, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa.
IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi pendekatan eksporsitoris, terutama guru menggunakan metode ceramah sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. Dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara totalis, artinya mlibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran, psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil menulis).
            Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar, karena di dalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar, yang terjalin dalam bentuk interaksi edukatif. Peran guru dalam pembelajaran IPS mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan keterampilannya.
            Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tidak dapat diketahui tingkat keberhasilannya apabila tidak melakukan evaluasi. Dengan melakukan evaluasi hasil belajar, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswanya dan menjadi umpan balik bagi guru terhadap peserta didiknya dalam proses pembelajaran.
            Berikut data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada tanggal 04 April 2011 pada siswa kelas II SDN …………….. bidang studi IPS dengan materi tentang peran dan kedudukan anggota keluarga:
1.      rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi peran dan kedudukan anggota keluarga pada bidang studi IPS di kelas II SDN ……………,
yaitu dari 11 siswa hanya ada 3 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi;
2.      siswa kurang memperhatikan penjelasan guru;
3.      siswa tidak mampu mengikuti petunjuk yang diberikan guru;
4.      media pembelajaran yang digunakan kurang sesuai.
            Melalui diskusi dengan teman sejawat diketahui bahwa faktor penyebab masalah adalah :
1.      penjelasan guru sulit dipahami siswa;
2.      guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Sehingga siswa menjadi bosan dan kurang perhatian ketika pembelajaran sedang berlangsung;
3.      guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran;
4.      kurangnya alat bantu mengajar.
            Dari data yang diperoleh, yang menjadi akar permasalahan dan harus segera diselesaikan yaitu :
1.      rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi peran dan kedudukan anggota keluarga;
2.      rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran materi peran dan kedudukan anggota keluarga.
            Untuk mengatasi segala persoalan tersebut di atas, guru merumuskan alternatif pemecahannya sebagai berikut:
1.        guru sebaiknya menggunakan metode bermain peran dan diskusi. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Sehingga siswa akan dapat lebih memahami materi yang ia pelajari;
2.        menggunakan alat peraga untuk memperjelas materi dan mempermudah siswa untuk memahami peran dan kedudukan anggota keluarga;
3.        guru memberikan penjelasan secara pelan-pelan, sehingga siswa dapat mengikuti dan memahami setiap tahap penjelasan materi yang diberikan;
4.        sebaiknya siswa dibentuk perkelompok dan diberi tanggung jawab terhadap tugasnya, baik secara kelompok maupun tanggung jawab setiap anggota kelompok.

B.      Perumusan Masalah

  1. Bagaimanakah proses penggunaan metode bermain peran dan diskusi kelompok pada bidang studi IPS tentang peran dan kedudukan anggota keluarga dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II SDN …………………..?
  2. Bagaimanakah hasil belajar materi peran dan kedudukan anggota keluarga dalam pembelajaran IPS setelah pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran dan diskusi kelompok untuk siswa Kelas II SDN …………………?

C.    Tujuan Penelitian

1.      untuk memaparkan proses penggunaan metode bermain peran dan diskusi kelompok terhadap hasil belajar siswa Kelas II SDN …………… pada bidang studi IPS tentang peran dan kedudukan anggota keluarga;

2.      untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II SDN …………… pada bidang studi IPS tentang peran dan kedudukan anggota keluarga dengan menggunakan metode bermain peran dan diskusi kelompok.

D.    Manfaat Penelitian

1.      Bagi siswa:
1.1.    meningkatkan prestasi belajar siswa;
1.2.    meningkatkan keaktifan belajar siswa
2.      Bagi guru:
2.1.    memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya;
2.2.    berkembang secara profesional;
2.3.    memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya;
2.4.    sebagai umpan balik dalam menyelesaikan masalah pembelajaran.
3.      Bagi sekolah:
3.1.    meningkatkan mutu pendidikan di sekolah;
3.2.    membantu memotivasi para guru di sekolah untuk inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran;
3.3.    pelaksanaan pembelajaran secara tuntas.
4.      Bagi pendidikan secara umum :
4..1     meningkatkan mutu pendidikan;
4..2     meningkatkan kualitas pendidikan sebagai pelaksana pembelajaran;
4..3     meningkatkan sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif.

 

















BAB II

KAJIAN PUSTAKA



A.    Kerangka Teoritis
1.       Pengertian belajar dan Pembelajaran
Istilah belajar dan pembelajaran yang kita jumpai dalam kepustakaan asing adalah learning dan instruction. Istilah learning mengandung pengetian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman, (Fortuna, 1981: 147). Istilah instruction mengandung pengertian proses yang terpusat pada tujuan (goal directed teaching process) yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya (pree-planed). Proses belajar yang terjadi adalah proses pembelajaran, yakni proses membuat orang lain aktif melakukan proses belajar sesuai dengan rancangan. (Romiszowki, 1981: 4).
Belajar dapat pula diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu denga lingkungannya. Burton mengatakan “Learning is change in the individual due to instruction of that individual and his environment, which fells a need and makes him more capable of dealing undauntedly with his environment. (Burton: The guidance of learning activities, 1994). Dalam pengertian ini terdapat kata “change” (perubahan), yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses pengetahuannya, keterampilannya, maupun pada aspek sikapnya, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Kriteria keberhasilan dalam belajar diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.
Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993: 120).
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

2.       Ciri-ciri Belajar
      Dari pengertian belajar di atas dipusatkan perhatian pada tiga hal sebagai berikut:
a.      belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik;
b.      perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman, yaitu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungannya. Misalnya, seorang anak akan tahu bahwa api itu panas setelah menyentuhnya. Atau seorang anak akan hati-hati dalam menyeberang setelah melihat ada orang yang tertabrak kendaraan;
c.      perubahan tersebut bersifat menetap atau permanen. Misal, perubahan perilaku akibat obat-obatan, minuman keras, dan yang lainnya.

3.       Prinsip Belajar
Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan pegangan di dalam melaksanakan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum, prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar.
a.      Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiata belajar, baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri;
b.      Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi. Untuk mmusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, guru dapat menhgaitkan pelajaran dengan diri siswa itu sendiri (kebutuhan , minat, atau pengalaman siswa) dan atau menciptakan situasi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa;
c.      Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila pikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif dalam belajar;
d.     Balikan. Balikan di dalam belajar sangat penting.supaya siswa mengetahui benar dan tidaknya pekerjaan yang dilakukan. Balikan dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhjadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut;
e.      Perbedaan individual. Individu merupakan pribadi tersendiri yang memiliki perbedaan dari orang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan karakteristik mereka masing-masing.berkaitan dengan ini catatan pribadi dari setiap siswa sangat diperlukan.
(Sri Anita W, dkk. Strategi Pembelajaran di SD, 2007:1.9-1.15)

4.       Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
a.       Faktor Intern
Faktor intern (dalam diri siswa) yang berpengaruh terhadap hasil belajar di antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari siswa. Minat, perhatian, dan motivasi dapat dikondisikan oleh guru. Kecakapan dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatan belajar: yakni sangat cepat, sedang, dan lambat. Demikian pula pengelompokan kemampuan siswa berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat/media.
b.       Faktor Ekstern
Faktor ekstern (luar diri siswa) yang mempengaruhi hasil belajar siswa di antaranya adalah lingkungan fisik dan non-fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan social budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termauk dukungan komite sekolah), guru, pelksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan factor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan dalam profesi guru.
(Sri Anita W, dkk. Strategi Pembelajaran di SD, 2007:2.7)

5.      Pembelajaran IPS di SD
IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi social dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi pendekatan eksporsitoris, terutama guru menggunakan metode ceramah sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. (Udin S. Winataputra, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.4)
Menurut Balen (1993), pengembangan keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir, keterampilan social, dan keterampilan praktis. Keterampilan berpikir dikembangkan untuk melatih siswa berpikir logis dan sistematis melalui proses belajar mengajar dengan model pengembangan berpikir kritis, keterampilan social dan praktis melalui model dialog kreatif. Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi belajar mengajar yang interaktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. optimalisasi interaksi dalam proses belajar mengajar akan bergantung kepada beberapa factor yang menyangkut kesiapan siswa dan guru sebagai berikut: (a) faktor minat dan perhatian siswa dalam belajar, (b) faktor motivasi paa siswa baik dari dirinya sendiri ataupun dari luar dirinya, (c) faktor latar atau konteks, (d) faktor perbedaan individu, (e) faktor sosialisasi, (f) faktor belajar sambil bermain, (g) faktor belajar sambil bekerja, (h) faktor inquiri, dan (i) faktor memecahkan masalah. (Udin S. Winataputra, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.6)
Terdapat empat alasan mengapa siswa dikembangkan kemampuan berpikirnya terutama dalam IPS. Pertama, kehidupan kita dewasa ini ditandai dengan abad informasi yang menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan dalam mencari, menyaring guna menentukan pilihan dan memanfaatkan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kehidupannya; Kedua, setiap orang senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah dan ragam pilihan sehingga untuk itu dituntut untuk berpikir kritis dan kreatif, karena masalah dapat terpecahkan dengan pemikiran seperti itu; Ketiga, kemampuan memandang sesuatu hal dengan cara baru atau tidak konvensional merupakan keterampilan penting dalam memecahkan masalah; Keempat, kreativitas merupakan aspek penting dalam memecahkan masalah, mulai dari apa masalahnya, mengapa muncul masalah dan bagaimana cara pemecahannya. (Udin S. Winataputra, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.5)

6.       Materi Pembelajaran Peran dan Kedudukan Keluarga
Keluarga adalah orang yang terikat oleh ikatan pernikahan atau ikatan darah karena keturunan. Suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak disbut sebagai keluarga inti.
Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarga atau disebut sebagai kepala keluarga. Kepala keluarga bertanggungjawab atas keselamatan seluruh anggota keluarga. Akan tetapi tidak berarti ia boleh berbuat apa saja terhadap anggota keluarganya. Keputusan dalam keluarga tetap diambil berdasarkan musyawarah bersama. Isteri dan anak-anak harus terlibat dalam pengambilan keputusan.
Kedudukan isteri dalam keluarga adalah sebagai ibu rumah tangga. Tugas utamanya adalah mengurus rumah tangga dan keluarga. Ibu bertanggungjawab atas kebersihan dan kerapian rumah.
Anak-anak adalah anggota keluarga. Mereka senantiasa membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tua. Orang tua berkewajiban memenuhi kebutuhan anak-anak. Misalnya, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan makanan yang bergizi.
Sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Dalam keluarga mungkin juga ada kakek, nenek, paman, bibi, uak, dan pembantu rumah tangga. Semua anggota keluarga mempunyai peran yang berbeda-beda antar yang satu dan yang lainnya.
Tugas pokok seorang ayah sebagai kepala keluarga adalah bekerja mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, banyak juga ibu-ibu yang ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Ibu sangat penting dalam rumah tangga. Tugas pokok seorang ibu adalah mengurus rumah tangga dan keluarga. Ibu juga berkewajiban membimbing dan mendidik anak-anak. Ibu juga menyediakan makanan yang bergizi untuk seluruh anggota keluarga. Bagi keluarga yang tidak punya pembantu rumah tangga, ibu juga mencuci pakaian yang kotor kemudian menyetrikanya. Alangkah beratnya pekerjaan ibu. Meski demikian, ibu tetap senang mengerjakan pekerjaannya. Betapa mulia hati seorang ibu. Tidak pernah mengeluh walaupun pekerjaannya berat. Oleh karena itu, kita harus menyayangi ibu dengan cara mengikuti nasihat dan perintahnya.
Seorang anak berkewajiban untuk membantu pekerjaan orang tunya, mengikuti segala nasihat dan perintah orang tua. Jia seorang anak tersebut adalah seorang pelajar maka anak tersebut juga mempunyai kewajiban belajar dengan tekun agar bisa menjadi kebanggan orang tua.
(Sumber: Pengetahuan Sosial 3. Jakarta : ERLANGGA oleh: M. Said, dkk (2004).

7.       Metode Pembelajaran
a.      Metode Bermain Peran
Metode Bermain Peran merupakan metode mengajar dengan menugaskan siswa untuk memerankan suatu tokoh yang ada dalam materi atau peristiwa yang dituangkan dalam bentuk cerita sederhana. Metode bermain peran digunakan untuk: 1). mengkonkritkan suatu masalah atau prosedur yang abstrak;  2). Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memerankan suatu obyek atau tokoh yang ada dalam cerita atau materi;  3). membangkitkan minat untuk mempelajari materi yang diajarkan.
Metode bermain peran mempunyai karakteristik menyampaikan pembelajaran pada siswa pada penguasaan objek tertentu. Dalam hal ini metode bermain peran cenderung pada situasi yang sebenarnya.
Metode bermain peran mempunyai beberapa keunggualan diantaranya adalah : (1) dapat melakukan pembelajaran bermain peran; (2) dapat memerankan suatu tokoh yang diperankan; (3) mengembangkan rasa ingin tahu siswa; (4) siswa dapat mempelajari sesuai dengan materinya.
Kelemahan metode bermain peran antara lain: (1) siswa cenderung terlalu bayak bergurau; (2) siswa yang kurang mampu dalam bermain peran dapat memancing siswa lain untuk mentertawakannya sehingga terjadi keramaian; (3) sering terjadi jalannya pelaksanaan bermain peran tidak lancar karena kurang penguasaan guru dalam menerapkan metode ini sehingga tidak mampu mengoptimalkannya. (Enik Windari, 2009)
b.     Metode Diskusi
Yaitu siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan topik bahasan yang bersifat problematik.
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah:
1)     memecahkan materi pembelajaran yang berupa masalah atau problematik yang sukar dilakukan oleh siswa secara perorangan;
2)     mengembangkan keberanian siswa mengemukakan pendapat;
3)     mengembangkan sikap toleran terhadap pendapat yang berbeda;
4)     melatih siswa mengembangkan sikap demokratis, keterampilan berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, menfsirkan dan menyimpulkan pendapat;
5)     melatih dan membentuk kestabilan social-emosional.
Kelebihan metode diskusi adalah:
1)      siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara bersama-sama;
2)      merangsang siswa untuk lebih kreatif menyumbangkan gagasan dan ide-ide;
3)      melatih siswa membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan;
4)      melatih siswa mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain;
5)      menyajikan materi yang tidak bisa disajikan dengan metode lain.
Kelemahan metode diskusi antara lain:
1)     sering diskusi dikuasai oleh dua atau tiga orang siswa yang pandai berbicara;
2)     pembahasan dalam diskusi cenderung meluas, sehingga hasilnya kabur;
3)     diskusi memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga tidak sesuai dengan jadwal pelajaran yang ada;
4)     dalam diskusi sering terjadi perdebatan pendapat yang bersifat emosional sehingga menimbulkan ketersinggungan antarsiswa yang menyebabkan terganggunya iklim pembelajaran;
5)     kadang-kadang guru tidak menguasai cara menyelenggarakan diskusi sehingga diskusi cenderung menjadi Tanya jawab.
(Soli Abimanyu, dkk. Strategi Pembelajaran, 2008:6.18)

8.       Media Pembelajaran
Beberapa ahli dan asosiasi telah mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran antara lain sebagai berikut:
Pertama, NEA (1969) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya.
Kedua, Wilbur Schramm (1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai tekhnologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
Ketiga, Miarso (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Jadi dapat disimpulkan secara lebih sederhana bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru kepada siswa atau sebaliknya. Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa dan atau dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.

Secara sederhana media dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a.        media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dengan mengunakan indra penglihatan. Misalnya: gambar diam, tabel, poster, foto, dan slide;
b.        media audio, yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar). Misalnya: radio, kaset suara;
c.        media audiovisual, yaitu media yang merupakan kombinasi antara audio dan visual yang disebut media pandang-dengar. Misalnya: video, televisi, komputer.
(Sri Anita W, dkk. Strategi Pembelajaran di SD, 2007:6.3-6.31)
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPS dapat berupa gambar, foto, poster, video, dan lain-lain yang sesuai dengan materi tentang peran dan kedudukan anggota keluarga.

B.        Hipotesa Tindakan

            Berdasarkan kerangka teoritis, maka hipotesa tindakan dalam penelitian ini yaitu setelah menggunakan metode bermain peran dan diskusi serta penggunaan media gambar silsilah keluarga dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa kelas II SDN ………………………...











BAB III

METODOLOGI PENELITIAN


A.    Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN ………………….. pada siswa Kelas II dengan jumlah siswa 11 anak dengan perincian: siswa laki-laki sejumlah 8 siswa, dan siswa perempuan sebanyak 3 anak. Adapun materi pelajaran dalam penelitian ini adalah tentang Peran dan kedudukan Anggota Keluarga pada pembelajaran IPS semester II. Tingkat kecerdasan pada siswa SDN …………………… rata-rata tidak sama. Sedangkan bahasa yang digunakan siswa sehari-hari adalah bahasa Jawa.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan pada tanggal 25 April 2011 untuk  Siklus I, dan tanggal 16 Mei 2011 untuk Siklus II.

B.    Deskripsi Per Siklus
1.     Siklus I
a.      Rencana Tindakan
Yang menjadi fokus perbaikan pada siklus I adalah membenahi metode mengajar guru, yaitu dengan menggunakan metode bermain peran dan diskusi.
Rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan, langkah-langkahnya sebagai berikut :
1)     mengadakan diskusi dengan teman sejawat, mengenai tindakan yang akan dilaksanakan;
2)     guru menentukan tujuan perbaikan;
3)     merencanakan cara penyampaian pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran dan diskusi;
4)     menyiapkan bahan pemberian tugas;
5)     menyimpulkan pembelajaran;
6)     mengevaluasi.
b.        Pelaksanaan
Di dalam pelaksanaan perbaikan penulis dibantu oleh seorang teman sejawat yaitu seorang guru yang mengajar di tempat penelitian untuk membantu mengobservasi kegiatan pembelajaran tersebut, agar nantinya bisa diketahui kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran baik oleh pelaksana perbaikan maupun siswa.
Prosedur pelaksanaan perbaikan adalah sebagai berikut :
1)   membuat rencana perbaikan pembelajaran siklus I;
2)   membuat skenario tindakan yang akan dilaksanakan;
3)   menyiapkan sarana;
4)   menyiapkan materi;
5)   menyiapkan peralatan observasi dan analisis data;
6)   menentukan teman sejawat sebagai pengamat;
7)   menarik kesimpulan;
8)   menentukan tindakan perbaikan siswa sesuai hasil penelitian;
9)   menentukan tindak lanjut yang akan dilakukan.
Adapun rincian langkah-langkah perbaikan pembelajaran IPS  Siklus I yang dilaksanakan pada 25 April 2011 sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
a)    Guru membacakan cerita tentang suatu keluarga.
b)   Guru memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa:
-     Siapakah yang menjadi kepala keluarga pada cerita tersebut?
-     Berapakah jumlah keluarga yang ada pada cerita.
-     Apakah tugas ayah pada keluarga itu?
2)   Kegiatan Inti
a)    Guru membacakan teks percakapan tentang suatu keluarga, didukung dengan menunjukkan gambar keluarga.
b)   Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
c)    Masing-masing kelompok memainkan percakapan.
d)   Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing:
-       Siapa sajakah tokoh yang ada pada percakapan yang kalian mainkan tadi?
-       Sebutkan peran dan kedudukan dari masing-masing tokoh!
e)    Perwakilan masing-masing kelompok diminta melaporkan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lainnya menanggapi.
f)    Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku Sumber LKS.
g)   Hasil kerja siswa dikumpulkan untuk diberikan penilaian dan penguatan-penguatan.
3)   Kegiatan Akhir
a)    Dibimbing guru siswa menarik kesimpulan
b)   Guru memberikan tugas rumah kepada siswa.
c.         Pengumpulan data/observasi
Setelah pelaksanaan perbaikan dilaksanakan, guru mengevaluasi hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam menyerap materi pelajaran. Evaluasi tersebut meliputi: 1) nilai tugas siswa, dan 2) keaktifan siswa.
Sedangkan guru sebagai pelaksana perbaikan akan di evaluasi oleh teman  sejawat yang membantunya dalam pelaksanaan perbaikan, adapun hal-hal yang diamati meliputi: 1) Persiapan Guru, 2) Metode yang digunakan, 3) Peran aktif siswa,  4) Keberanian, 5) Pemakaian media pembelajaran.
d.        Refleksi
Berdasarkan kumpulan data observasi kemudian guru merefleksikan kegiatan sehingga dapat diketahui kelemahan dan efektifitasnya dengan mempertimbangkan hal-hal yang telah dan akan terjadi dari proses melakukan refleksi adalah tentang
1)        cara mengajar guru;
2)        kegiatan pelaksanaan pembelajaran;
3)        minat belajar siswa;
4)        hasil belajar siswa.
2.    Siklus II
a.          Rencana Tindakan
Fokus perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah:
1)        membenahi metode mengajar guru, yaitu dengan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab;
2)        menggunakan alat peraga berupa gambar silsilah kelurga;
3)        memberikan bimbingan secara intensif.
Rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan, langkah-langkahnya sebagai berikut :
1)        mengadakan diskusi dengan teman sejawat, mengenai tindakan;
2)        guru menentukan tujuan perbaikan;
3)        menyiapkan bahan ajar;
4)        merencanakan cara menggunakan metode diskusi dan tanya jawab, menggunakan alat peraga berupa gambar silsilah kelurga, dan cara memberikan bimbingan secara intensif;
5)        pemberian tugas;
6)        menyimpulkan pembelajaran;
7)        mengevaluasi.
b.        Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan perbaikan adalah sebagai berikut :
1)        membuat rencana perbaikan pembelajaran Siklus II;
2)        skenario tindakan yang akan dilaksanakan;
3)        menyiapkan sarana;
4)        menyiapkan materi;
5)        menyiapkan peralatan observasi dan analisis data yang akan digunakan;
6)        menentukan teman sejawat sebagai pengamat;
7)        menarik kesimpulan;
8)        menentukan tindakan perbaikan siswa sesuai hasil penelitian;
9)        membuat laporan penelitian.

Adapun rincian langkah-langkah perbaikan pembelajaran IPS Siklus II yang dilaksanakan pada 16 Mei 2011 sebagai berikut:
 1)   Kegiatan Awal
Guru mengingatkan kembali pelajaran pada Perbaikan siklus-1, dengan memberikan pertanyaan:
a)        Siapakah yang menjadi kepala keluarga di rumahmu?
b)        Siapakah yang bertugas mencari nafkah di keluargamu?
c)        Apakah kewajibanmu sebagai seorang anak?
d)       Siapakah yang mempunyai kewajiban menjaga kebersihan di rumahmu?
2)        Kegiatan Inti
a)        Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b)        Guru membacakan cerita tentang sebuah keluarga.
c)        Guru memberikan beberapa pertanyaan:
-       Siapa sajakah tokoh-tokoh yang ada dalam cerita?
-       Sebutkan kedudukan dan peran dari masing-masing tokoh tersebut!
d)       Siswa diminta untuk mendiskusikannya dengan kelompok masing-masing.
e)        Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lainnya menanggapi.
f)         Dibimbing guru siswa menarik kesimpulan hasil diskusi.
g)        Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku LKS.
h)        Siswa diminta mengumpulkan hasil kerjanya untuk dinilai guru dan diberi penguatan-penguatan
3)        Kegiatan Akhir
a)        Guru dan siswa melakukan refleksi.
b)        Guru memberikan tugas rumah kepada siswa.


c.         Pengumpulan data/observasi
Setelah pelaksanaan perbaikan dilaksanakan, guru mengevaluasi hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam menyerap materi pelajaran. Evaluasi tersebut meliputi: 1) nilai tugas siswa, dan 2) keaktifan siswa;
Sedangkan guru sebagai pelaksana perbaikan akan di evaluasi oleh teman  sejawat yang membantunya dalam pelaksanaan perbaikan, adapun hal-hal yang diamati meliputi: 1) Persiapan Guru, 2) Metode yang digunakan, 3) Peran aktif siswa,  4) Keberanian, 5) Pemakaian media pembelajaran.

d.        Refleksi
Berdasarkan kumpulan data observasi kemudian guru merefleksikan kegiatan sehingga dapat diketahui kelemahan dan efektifitasnya dengan mempertimbangkan hal-hal yang telah dan akan terjadi dari proses melakukan refleksi adalah tentang
1)        cara mengajar guru;
2)        kegiatan pelaksanaan pembelajaran;
3)        minat belajar siswa;
4)        hasil belajar siswa.
 















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.    Pra Siklus
Pada tahap pra siklus, pembelajaran diikuti oleh seluruh siswa kelas II SDN …………………… yang berjumlah 11 siswa. Pembelajaran pada pra siklus lebih di dominasi oleh metode  ceramah saja. Sehingga siswa menjadi bosan dan kurang perhatian ketika pembelajaran sedang berlangsung, akibatnya siswa tidak mampu mengikuti petunjuk yang diberikan guru  Hal lain yang menyebabkan permasalahan karena guru yang memberikan penjelasan sulit dipahami sehingga siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. Adapaun media pembelajaran yang digunakan dalam dalam pembelajaran pada pra siklus juga kurang sesuai dengan materi yang diajarkan.
            Dari hasil yang ditemukan pada pra siklus, dari 11 siswa hanya ada 5 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi atau memperoleh nilai 70 ke atas. Berdasarkan hasil tersebut  dapat dijelaskan bahwa terdapat rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi peran dan kedudukan anggota keluarga pada bidang studi IPS di kelas II SDN ………………..
            Berikut data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada pra siklus tanggal 04 April 2011 siswa kelas II SDN ………………… bidang studi IPS dengan materi tentang peran dan kedudukan anggota keluarga:
No
Nama Siswa
Apakah sudah memenuhi
KKM (70)
Nilai
1

Belum
60
2

Belum
40
3

Sudah
80
4

Belum
50
5

Belum
60
6

Belum
50
7

Belum
30
8

Belum
60
9

Sudah
70
10

Sudah
70
11

Belum
60
Jumlah

630
Rata-rata

57
Dari data nilai diatas dapat di ambil hasil rekapitulasi sebagai berikut:
Nilai
Jumlah
Persentase
Di bawah 70
8
73%
70 ke atas
3
27%
Jumlah
11
100%

B.     Deskripsi Per Siklus
1.    Siklus I
a.         Rencana
No
Hari/ Tanggal
Siklus
Langkah-langkah
1
Senin
25 April 2011
I
a.  Apersepsi dengan membacakan cerita tentang suatu keluarga.
b. Guru memberikan pertanyaan secara lisan
c.  Guru membacakan teks percakapan tentang suatu keluarga, didukung dengan menunjukkan gambar keluarga.
d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
e.  Masing-masing kelompok memainkan percakapan.
f.  Guru memberikan beberapa pertanyaan
g.  Perwakilan masing-masing kelompok diminta melaporkan hasil diskusinya,.
h. Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan.
i.   Hasil kerja siswa dikumpulkan.
j.   Siswa menarik kesimpulan
k. Guru memberikan tugas rumah.

b.   Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan tanggal 25 April 2011. Kegiatan pembelajaran pada siklus I, adalah sebagai berikut:
Pada apersepsi, guru membacakan cerita tentang suatu keluarga. Guru memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa: (1) Siapakah yang menjadi kepala keluarga pada cerita tersebut? (2) Berapakah jumlah keluarga yang ada pada cerita. (3) Apakah tugas ayah pada keluarga itu?
Guru membacakan teks percakapan tentang suatu keluarga, didukung dengan menunjukkan gambar keluarga. Guru memberikan tanya jawab tentang cerita dan gambar yang ditunjukkan. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok memainkan percakapan sesuai teks yang ada pada buku.
Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing: (1) Siapa sajakah tokoh yang ada pada percakapan yang kalian mainkan tadi? (2) Sebutkan peran dan kedudukan dari masing-masing tokoh!
Perwakilan masing-masing kelompok diminta melaporkan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lainnya menanggapi. Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan. Hasil kerja siswa dikumpulkan untuk diberikan penilaian dan penguatan-penguatan. Dibimbing guru siswa menarik kesimpulan, dan guru memberikan tugas rumah kepada siswa.
No
Nama Siswa
Apakah sudah memenuhi
KKM (70)
Nilai
1

Sudah
70
2

Belum
60
3

Sudah
90
4

Belum
60
5

Sudah
70
6

Sudah
70
7

Belum
40
8

Sudah
70
9

Sudah
80
10

Sudah
90
11

Belum
60
Jumlah

760
Rata-rata

69
c.    Observasi
Hasil observasi yang diperoleh selama perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)     Hasil observasi yang dilakukan terhadap guru.
No
Aspek Observasi

Kemunculan

Komentar
Ada
Tidak
1
Cara mengorganisasikan kelas

Cukup baik
2
Penggunaan metode bermain peran

Kurang berjalan dengan lancar, kurang adanya bimbingan dari guru terhadap cara bermain peran siswa. sehingga siswa kurang serius dalam bermain.
3
Penggunaan metode diskusi

Kurangnya motivasi dari guru, sehingga siswa kurang aktif.
4
Penggunaan media pembelajaran

Kurang optimal
5
Cara mengajukan pertanyaan

Kurang menyebar
6
Cara mengevaluasi

Baik

2)     Hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa
No
Aspek Observasi
Kriteria

Komentar

B

S
K
1
Keaktifan


Perlu motivasi lebih dari guru
2
Kreatifitas


Baik
3
Keberanian


Baik
4
Keterampilan


Perlu motivasi lebih dari guru
5
Sifat Kooperatif


Masih perlu ditingkatkan

3)   Hasil pengolahan nilai siswa
a)    Dari hasil pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus Pertama mendapatkan kenaikan hasil belajar, yaitu:
No
Nama Siswa
Nilai
Pra Siklus
Nilai
Siklus I
Peningkatan Hasil Belajar
1

60
70
+ 10
2

40
60
+ 20
3

80
90
+ 10
4

50
60
+ 10
5

60
70
+ 10
6

50
70
+ 20
7

30
40
+ 10
8

60
70
+ 10
9

70
80
+ 10
10

70
90
+ 20
11

60
60
0
Jumlah
630
760

Rata-rata
57
69


b)   Daftar prosentase keberhasilan nilai siswa:
No
Pra Siklus
Siklus I
Nilai
Jumlah siswa
Tingkat keberhasilan (%)
Nilai
Jumlah siswa
Tingkat keberhasilan (%)
1
30
1
9
30
-
-
2
40
1
9
40
1
9
3
50
2
18
50
-
-
4
60
4
36
60
3
27
5
70
2
18
70
4
36
6
80
1
9
80
1
9
7
90
-
-
90
2
18
8
100
-
-
100
-
-



c)    Grafik prosentase keberhasilan nilai siswa:
Text Box: Tingkat Keberhasilan (%)

Nilai Siswa
 

                                      
Dari hasil observasi di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa yang menguasai materi dari 11 siswa, yaitu dari 3 siswa (27%) pada pra siklus meningkat menjadi 7 siswa (64%) pada siklus I. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 57 pada pra siklus menjadi 69 pada siklus I. Sedangkan yang belum memahami dan belum memenuhi KKM  masih sebanyak 4 siswa. Sehingga perlu dilanjutkan untuk melakukan Perbaikan Pembelajaran Siklus Ke-dua.

d.   Refleksi
Dari hasil evaluasi dan observasi pada siklus I diperoleh data sebagai berikut:
1)       terdapat peningkatan jumlah siswa yang menguasai materi dari            3 siswa (27 %) pada pra siklus meningkat menjadi 7 siswa (64 %)  pada siklus I;
2)       nilai rata-rata siswa meningkat dari 57 pada pra siklus menjadi 69 pada siklus I;
3)       Siswa kurang menghayati terhadap tokoh yang diperankan siswa;
4)       Siswa lupa terhadap materi yang dipelajari karena terlalu asyik dengan permainan drama yang dilakukan dan atau dilihat dan didengar;
5)       36 % dari jumlah siswa masih belum memahami dan belum mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru;
6)       Kurangnya guru dalam memberikan bimbingan dalam bermain peran;
7)       Siswa aktif dalam pelaksanaan diskusi dan bermain peran.
Dari data yang diperoleh tersebut guru melakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya, antara lain:
1)       Mengapa belum semua siswa dapat mencapai KKM? Dan mengapa nilai rata-rata siswa hanya mengalami peningkatan yang sedikit? Apakah karena penjelasan guru terlalu cepat?
2)       Mengapa 36 % dari jumlah siswa masih belum memahami dan belum mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru? Apakah karena kurangnya guru dalam memberikan bimbingan secara intensif?
3)       Mengapa siswa aktif dalam pelaksanaan diskusi dan bermain peran? Apakah karena metode diskusi dan bermain peran dapat menarik perhatian siswa?
Dari hasil refleksi pada siklus I maka disarankan agar pada perbaikan pembelajaran siklus II yang perlu dilakukan guru adalah: memberikan bimbingan dan penjelasan secara pelan-pelan, dengan memberikan penjelasan melalui metode diskusi dan bermain peran, menggunakan alat peraga, serta memberikan bimbingan secara intensif.









2.    Siklus II
a.         Rencana
No
Hari/ Tanggal
Siklus
Langkah-langkah
2
Senin
16 Mei 2011
II
b.   Apersepsi dengan mengingat kembali tentang pembelajaran pada siklus I.
c.    Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
d.   Guru membacakan cerita.
e.    Guru memberikan beberapa pertanyaan
f.    Siswa diminta untuk mendiskusikannya dengan kelompok masing-masing.
g.    Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya.
h.   Siswa menarik kesimpulan hasil diskusi.
i.     Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku LKS.
j.     Siswa diminta mengumpulkan hasil kerjanya
k.   Guru dan siswa melakukan refleksi.
l.     Guru memberikan tugas rumah.

b.  Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan tanggal 16 Mei 2011. Pada apersepsi, Guru mengingatkan kembali pelajaran pada Perbaikan siklus-1, dengan memberikan pertanyaan: (a) Siapakah yang menjadi kepala keluarga di rumahmu? (b) Siapakah yang bertugas mencari nafkah di keluargamu? (c) Apakah kewajibanmu sebagai seorang anak? (d) Siapakah yang mempunyai kewajiban menjaga kebersihan di rumahmu?
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Guru membacakan cerita tentang sebuah keluarga.Guru memberikan beberapa pertanyaan: (1) Siapa sajakah tokoh-tokoh yang ada dalam cerita? (2) Sebutkan kedudukan dan peran dari masing-masing tokoh tersebut! Siswa diminta untuk mendiskusikannya dengan kelompok masing-masing. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lainnya menanggapi.
Dibimbing guru siswa menarik kesimpulan hasil diskusi. Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku LKS. Siswa diminta mengumpulkan hasil kerjanya untuk dinilai guru dan diberi penguatan-penguatan.
Di akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi dengan bertanya jawab. Dan guru memberikan tugas rumah kepada siswa. Guru mengoreksi hasil kerja siswa.
Berikut ini adalah tabel nilai siswa kelas II pada Siklus II:
No
Nama Siswa
Apakah sudah memenuhi
KKM (70)
Nilai
1

Sudah
90
2

Sudah
70
3

Sudah
100
4

Sudah
80
5

Sudah
80
6

Sudah
80
7

Sudah
70
8

Sudah
80
9

Sudah
100
10

Sudah
100
11

Sudah
90
Jumlah

940
Rata-rata

85




c.  Observasi
1)    Hasil observasi yang dilakukan terhadap guru.
No
Aspek Observasi

Kemunculan

Komentar
Ada
Tidak
1
Meng-organisasikan kelas

Baik
2
Penggunaan metode tanyajawab

Baik
3
Penggunaan metode diskusi

Baik/optimal.
4
Pemberian bimbingan intensif

Cukup
5
Penggunaan media

Kurang optimal
6
Cara mengajukan pertanyaan

Cukup menyebar
7
Cara mengevaluasi

Baik

2)   Hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa
No
Aspek Observasi
Kriteria

Komentar

B

S
K
1
Keaktifan


Baik
2
Kreatifitas


Baik
3
Keberanian


Baik
4
Keterampilan


Perlu motivasi dari guru
5
Sifat Kooperatif


Baik






3)   Hasil pengolahan nilai siswa
a)        Dari hasil pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus Pertama mendapatkan kenaikan hasil belajar, yaitu:
No
Nama Siswa
Nilai
Siklus I
Nilai
Siklus II
Peningkatan Hasil Belajar
1

70
90
+ 20
2

60
70
+ 10
3

90
100
+ 10
4

60
80
+ 20
5

70
80
+ 10
6

70
80
+ 10
7

40
70
+ 30
8

70
80
+ 10
9

80
100
+ 20
10

90
100
+ 10
11

60
90
+ 30
Jumlah
2570
2810

Rata-rata
69.46
75.95



b)        Daftar prosentase keberhasilan nilai siswa:
No
Siklus I
Siklus II
Nilai
Jumlah siswa
Tingkat keberhasilan (%)
Nilai
Jumlah siswa
Tingkat keberhasilan (%)
1
30
-
-
30
-
-
2
40
1
9
40
-
-
3
50
-
-
50
-
-
4
60
3
27
60
-
-
5
70
4
36
70
2
18
6
80
1
9
80
4
36
7
90
2
18
90
2
18
8
100
-
-
100
3
27


c)    Grafik prosentase keberhasilan nilai siswa:
Text Box: Tingkat Keberhasilan (%)

Nilai Siswa
 

Dari hasil observasi di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa yang menguasai materi dari 7 siswa (64 %) pada siklus I meningkat menjadi 11 siswa (100 %) pada siklus II. nilai rata-rata siswa meningkat dari 69 pada siklus I menjadi 76 pada siklus II; hasil belajar di atas sudah menunjukkan bahwa 100 % dari jumlah siswa telah KKM (70), sehingga Perbaikan Pembelajaran tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

 d.  Refleksi
Setelah guru melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan mengacu pada hasil refleksi siklus I serta berbagai alternatif pemecahan masalah, guru melakukan evaluasi dan observasi.
Hasil yang diperoleh antara lain:
1)       terdapat peningkatan jumlah siswa yang menguasai materi dari 7 siswa (64 %) pada siklus I meningkat menjadi 11 siswa (100 %) pada siklus II;
2)       nilai rata-rata siswa meningkat dari 69 pada siklus I menjadi 76 pada siklus II;
3)       hasil belajar di atas sudah menunjukkan bahwa 100 % dari jumlah siswa telah mencapai KKM (70);
4)       Perbaikan pembelajaran tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Dari data yang diperoleh tersebut guru melakukan refleksi, antara lain:
Mengapa hasil belajar siswa sudah menunjukkan bahwa 100 % dari jumlah siswa telah mencapai KKM (70)? Apakah karena penggunaan metode diskusi dan bermain peran secara optimal dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari?
Dari hasil refleksi pada siklus II maka disarankan agar guru memberikan perhatian dan bimbingan secara intensif kepada siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan yang rendah.

C.    Pembahasan
Dari hasil pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus Pertama ternyata mendapatkan kenaikan hasil, tetapi belum memuaskan. Sebab hasil yang diperoleh, bahwa jumlah siswa yang dapat menguasai materi IPS Kelas II SDN ………………… tentang Peran dan Kedudukan Anggota Keluarga masih sebesar 64% dari jumlah seluruh siswa. Dengan nilai rata-rata 69. Sehingga masih perlu dilanjutkan untuk melakukan Perbaikan Pembelajaran Siklus Ke-dua.
Hasil yang diperoleh pada perbaikan pembelajaran siklus 2 dari 11 siswa, 100% siswa telah mencapai KKM (70) dengan nilai rata-rata 76. Sehingga perbaikan pembelajaran ini tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Berikut tabel rekapitulasi nilai dari Pra-siklus, siklus-1, dan siklus-2:
No
Nama Siswa
Nilai
Pra Siklus
Nilai
Siklus I
Nilai
Siklus II
1

60
70
90
2

40
60
70
3

80
90
100
4

50
60
80
5

60
70
80
6

50
70
80
7

30
40
70
8

60
70
80
9

70
80
100
10

70
90
100
11

60
60
90
Jumlah
630
2570
2810
Rata-rata
57
69.46
75.95

Dan berikut ini adalah grafik nilai pembelajaran IPS siswa Kelas  II SDN …………………. tentang Peran dan Kedudukan Anggota Keluarga:
a.    Grafik jumlah siswa yang nilainya sudah memenuhi Standard Ketuntasan Minimum (SKM) meningkat.







100 %
 

Text Box: Jumlah Siswa

 






 
11 +

64 %
 
            10 +



 
  8 +

27 %
 
  6 +



 
                4 +
  2 +
                0

Sudah memenuhi Standar Ketuntasan Minimal (SKM) (70)
 
                               Pra Siklus                Siklus I                  Siklus II
           
b.      Grafik jumlah siswa yang nilainya belum memenuhi Standart Ketuntasan Minimal (SKM) menurun.
Text Box: Jumlah Siswa11 +

73 %
 
            10 +



 
  8 +

36 %
 
  6 +



 
                4 +

0 %
 
  2 +
                0

Sudah memenuhi Standar Ketuntasan Minimal (SKM) (70)
 
                               Pra Siklus                Siklus I                  Siklus II
           





c.       Grafik nilai rata-rata meningkat.
         
          100 +

76
 
Text Box: Nilai Rata-rata            90 +


 


69
 
              80 +


 


57
 
70 +




 
              60 +
              50 +
40 +
30 +    
20 +
              10 +
  0       
         Pra Siklus                Siklus I                  Siklus II



Siklus Perbaikan Pembelajaran
 
 


           
            Berdasarkan tabel dan grafik diatas maka peneliti bisa menyimpulkan dengan menggunakan metode bermain peran dan diskusi, menggunakan alat peraga, dan memberikan bimbingan secara intensif, siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik serta aktif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.  Sehingga tingkat penguasaan materi menjadi lebih meningkat. Dan hasil belajar siswa juga dapat memenuhi Ktiteria Ketuntasaan Minimum (KKM).

Tabel Perbandingan Setiap Siklus
No
Uraian
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1
Rata-rata
57
69
76
2
Siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas
3
7
11
3
Siswa yang memperoleh nilai 70 ke bawah
8
4
0
4
Siswa yang sudah menguasai materi
4
6
9
5
Siswa yang belum menguasai materi
7
5
2
6
Siswa Aktif
5
6
9
7
Siswa Pasif
6
5
2

Tabel Rangkuman Pelaksanaan Perbaikan :

Pra siklus
Siklus I
Siklus II
1.  Dari 11 siswa hanya ada 4 siswa (27%) yang dapat mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 70 % keatas, sedangkan nilai rata-ratanya adalah 57.
2.  Kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.
3.  Jika diberikan pertanyaan yang membuat siswa berpikir, pertanyaan sering tidak dijawab.
4.  Penjelasan guru terlalu cepat,
5.  Pengelolaan kelas yang di lakukan guru kurang mendukung kegiatan pembelajaran.
a.  Guru menggunakan metode bermain peran dan diskusi.
b.  Menggunakan alat peraga untuk memperjelas materi dan mempermudah siswa untuk memahami materi.
c.  Guru memberikan penjelasan secara pelan-pelan, sehingga siswa dapat mengikuti dan memahami setiap tahap penjelasan materi.
d. sebaiknya siswa dibentuk perkelompok dan diberi tanggung jawab terhadap tugasnya, baik secara kelompok maupun tanggung jawab setiap anggota kelompok
a.  memberikan bimbingan dan penjelasan secara pelan-pelan,
b. dengan memberikan penjelasan melalui metode diskusi dan bermain peran,
c.  menggunakan alat peraga, serta
d. memberikan bimbingan secara intensif.
Hasil:
1.  jumlah siswa yang menguasai materi menjadi 7 siswa (64 %).
2.  nilai rata-rata siswa 69;
3.  Siswa kurang menghayati terhadap tokoh yang diperankan siswa;
4.  Siswa lupa terhadap materi yang dipelajari karena terlalu asyik dengan permainan drama;
5.  36 % dari jumlah siswa masih belum memahami dan belum mampu menyelesaikan tugas
6.  Kurangnya guru dalam memberikan bimbingan dalam bermain peran;
7.  Siswa aktif dalam pelaksanaan diskusi dan bermain peran.

Hasil:
a.    jumlah siswa yang menguasai materi menjadi 11 siswa (100 %) ;
b.   nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 76;
c.    100 % dari jumlah siswa telah mencapai KKM (70);
d.   Perbaikan Pembelajaran tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.



BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 


A.    Kesimpulan
Dengan melakukan perbaikan pembelajaran IPS siswa Kelas II SDN ……………….. tentang Peran dan Kedudukan Anggota Keluarga yang telah dilaksanakan pada tanggal 25 April 2011 dan tanggal 16 Mei 2011, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menerapkan metode bermain peran dan memberikan bimbingan secara intensif, dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa tentang Peran dan Kedudukan Anggota Keluarga pada pembelajaran IPS di kelas II, yaitu: dari jumlah siswa (11 anak), pencapaian KKM meningkat, dari  64 % dengan nilai rata-rata 57 pada pra siklus, meningkat menjadi 27 % dengan nilai rata-rata 64 pada siklus I, dan pada siklus-2 pencapaian SKM sebesar 100 % dengan nilai rata-rata 76.
Penerapan metode diskusi dan penggunaan alat peraga berupa gambar silsilah keluarga, dapat menarik minat belajar siswa sehingga keaktifan belajar siswa bisa ditingkatkan.

B.     Saran dan Tindak Lanjut
1.      untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa, yang perlu dilakukan guru adalah dengan menerapkan metode bermain peran dan memberikan bimbingan secara intensif, maka dari itu guru dituntut keprofesionalannya dalam pembelajaran;
2.      untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran yang dilakukan, sebaiknya guru terampil dan jeli dalam memilih dan menerapkan metode mengajar yang tepat dan sesuai dengan materi..




DAFTAR PUSTAKA


Abimanyu, Soli, dkk (2008). Strategi Pembelajaran, Jakarta : Universitas Terbuka

Ahmad, Djauzak, dkk (1996). Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud

Anitah, W, Sri, dkk (2007), Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Said, M., dkk (2004).Pengetahuan Sosial 3. Jakarta : ERLANGGA

Winataputra, Udin, dkk (2007). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Winataputra, Udin S, dkk (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar